Produk Lokal Berbasis Ekonomi Kreatif dari Hasil Hutan Kalimantan Barat

Produk Lokal Berbasis Ekonomi Kreatif dari Hasil Hutan Kalimantan Barat - Kegiatan Forest Talk with Blogger yang diselenggarkan oleh Yayasan Doktor Sjahrir dihadiri beberapa eksekutor yang akan melakukan pameran di kegiatan tersebut. Mereka datang dari berbagai daerah di Kalimantan Barat dan membawa berbagai macam produk-produk lokal unggulan yang berasal dari hasil hutan.

Baca juga : Forest Talk with Blogger, Kampanye Lestari Hutan ala Millennials

Pameran Produk Lokal dari Hasil Hutan

Forest Talk with Blogger di Hotel Ibis

Ada tiga perwakilan yang hadir pada kegiatan Forest Talk with Blogger kali ini. Mereka adalah Nur Fajriansyah, Suryani Muhaya, dan Demanuri.

Produk Lokal Berbasis Lestari Hutan dari Sintang

Nur Fajriansyah merupakan perwakilan dari Kabupaten Sintang, ia mengatakan bahwa Sintang memiliki berbagai macam kerajian buatan masyarakat dan terbuat dari bahan dasar hutan. Contohnya seperti peralatan dapur dari limbah alami di hutan, bukan dari kayu utuh di pohon yang hidup tapi dari kayu yang sudah tua dan dari akar-akar yang sudah roboh.



Ada juga kerajinan dari Rotan seperti Peralatan Rumah Tangga, ada juga Kulit Pohon Kepuak yang disulap menjadi Partisi Ruangan. Kemudian ada Buah Asam Maram (buah hutan)  yang bisa dibuat sirup untuk minuman obat atau penyegar. Ada pula Abon yang terbuat dari Ikan Lele. Kemudian ada juga Tenun Ikat yang dibuat oleh masyarakat Desa Ensaid Panjang Kabupaten Sintang.

Muhaya Collection (Eco Printing)

Suryani Muhaya adalah owner dari Muhaya Collection, Ia juga aktif di Pontimarket, Pontimarket adalah lembaga pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Muhaya menjadi trainer di bidang kerajinan/handicraft. Muhaya  membuat aksesoris wanita seperti tas, kalung, bros, dan fashion pakaian. Salah satu yang berbasis alam adalah eco printing, program tersebut baru berjalan  sekitar 3 bulan ini. Jika di Jawa sudah lama, di Pontianak masih terbilang baru. Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan usaha eco printing. Muhaya Collection sering melakukan pelatihan di Pontianak dan sekitarnya serta bekerjasama dengan Dekranasda Kabupaten Kuburaya dan Pontianak.

Produk Kerajinan dari Muhaya Collection #dompetetnik

UMKM yang dibina sudah sering dikirim ke pameran di Jakarta untuk belajar. Konsep Muhaya Collection adalah  dengan mengutamakan produk eco printing yang bisa digunakan dan yang sedang menjadi tren, kemudian disesuaikan dengan kearifan lokal dan disesuaikan dengan sumber daya manusia yang ada. Jadi pengerajin dapat menjual produknya ke pasar lokal maupun internasional. Beberapa orang di luar negeri telah membeli produk-produk dari Muhaya Collection. Segala macam informasi mengenai Muhaya Collection bisa dilihat di pontimarket.com atau kunjungi instagram @suriyanimuhaya

Si Maskot Borneo, Buah Tengkawang

Demanuri adalah Direktur Eksekutif dari INTAN Kalimantan. INTAN merupakan Institut Riset dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan. Ia menjelaskan, Buah Tengkawang dapat dibuat butter  atau Mentega Tengkwang. Awalnya kebiasaan membuat Mentega Tengkawang datang dari pengetahuan warga. Peradaban Kalimantan Barat adalah peradaban Buah Tengkawang. Warga Kalimantan Barat sudah terbiasa membuat mentega/butter dari Tengkawang. Namun kini Buah Tengkawang mulai ditinggalkan oleh masyarakat karena sudah tidak laku di pasar dan harga jual dari petani ke pasar yang rendah.

Buah Tengkawang

Instagram :  INTAN Kalimantan

Butter Tengkawang masih dibuat oleh masyarakat Dayak Betakik. Mereka menggunakannya untuk acara gawai. Alat produksi Mentega Tengkawang di modernisasi sehingga produksinya meningkat. Di Indonesia, buah ini memang tidak terkenal namun di dunia sangat populer. Beberapa negara seperti Prancis, Amerika Serikat, Jepang dan Belanda sering mampir untuk mengenal dan meneliti Buah Tengkawang.

Butter ini bermanfaat untuk bahan campuran coklat dan kosmetik,  Salah satu coklat terbaik di dunia campurannya adalah Buah Tengkawang. Kemudian untuk makanan bisa dibuat sebagai pengganti santan, margarin, dan masih banyak lagi. Selain itu, bekas olahan Mentega Tengkawang ini memiliki sifat charolais atau tanpa sampah karena hasil pengolahan Buah Tengkawang dapat digunakan untuk pakan ikan, ternak, dan bisa digunakan untuk pupuk.

Butter dari Buah Tengkawang

Dulu, sebelum industri kayu habis dan runtuh tahun 1998. Ekspor Buah Tengkawang menempati urutan ke tiga terbesar di Kalimantan Barat dan sempat mendongkrak perekonomian di Kalimantan Barat. Oleh karena itu buah ini pernah menjadi maskot Kalimantan Barat yakni Buah Tengkawang yang dimakan Burung Enggang. 

Madu Kelulut dan Kopi dari Program Desa Makmur Peduli Api
Berbagai Macam Produk Lokal dari Hasil Hutan

Dengan adanya pameran produk lokal dari hasil hutan ini. Diharapkan produk-produk tersebut dapat semakin dikenal oleh masyarakat luas dan diharapkan para peserta media dan blogger dapat membantu para pelaku ekonomi kreatif tersebut dengan mempromosikan dan memperkenalkannya kepada khalayak ramai.

Semoga pemerintah dapat mendukung produk lokal dari hasil hutan Kalimantan Barat tersebut karena produk-produk tersebut memiliki peluang pasar dan memiliki kualitas yang tidak kalah dengan produk-produk dari mancanegara. Selain itu menggunakan produk lokal merupakan salah satu upaya mengkampanyekan #lestarihutan.


Post a Comment

0 Comments