Laksamana Cheng Ho dan Klenteng Sam Poo Kong di Kota Semarang

Laksamana Cheng Ho dan Klenteng Sam Poo Kong di Kota Semarang - Indonesia hidup dalam keberagaman. Ada berbagai macam suku, budaya, agama dan penganut kepercayaan tradisional yang menyertai jalan panjang negeri ini. Salah satu yang menjadi daya tarik adalah Kaum Tionghoa karena sebagian masyarakat beranggapan kaum ini berasal dari China melalui pelayaran dan perdagangan. Kehadiran Kaum Tionghoa menambah keberagaman di Indonesia terutama dari segi bangunan dan arsitektur. Rumah ibadah penganut kepercayaan tradisional Tionghoa adalah Klenteng.

Klenteng Sam Poo Kong

Seorang Pengunjung Sedang Berfoto, Keren dan Instagramable

Di Indonesia, penganut kepercayaan tradisional Tionghoa sering disamakan dengan penganut agama Konghucu, maka klenteng juga sering dianggap sama dengan rumah ibadah agama Konghucu. Di beberapa daerah, klenteng disebut dengan istilah tokong. Istilah ini diambil dari bunyi suara lonceng yang dibunyikan pada saat menyelenggarakan upacara. Keberadaan klenteng dan kaum tionghoa memberikan nuansa tirai bambu ala china di Indonesia.

Baca Juga : 3 Lokasi Wisata Semarang yang Instgramable, Millennials Wajib Datang

Klenteng di Indonesia sangatlah lumrah, dimana ada orang tionghoa disitu selalu ada klenteng meskipun berukuran kecil. Klenteng sendiri memiliki warna khas yakni merah. Hampir seluruh klenteng di Indonesia berwarnakan merah. Salah satu klenteng yang sangat terkenal di Indonesia dan memiliki garis sejarah yang mengagumkan adalah Klenteng Sam Poo Kong di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. 

Cerita Masa Lalu Klenteng Sam Poo Kong

Masyarakat sering menyebut kelenteng ini dengan sebutan Klenteng Batu Sam Poo Kong. Awalnya adalah sebuah petilasan atau persinggahan oleh laksamana Tiongkok yang beragama islam yaitu Zheng He / Cheng Ho. Kompleks Sam Po Kong beralamat di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang. Tanda yang menunjukan sebagai bekas petilasan yang berciri keislaman dengan ditemukannya tulisan berbunyi "marilah kita mengheningkan cipta dengan mendengarkan bacaan Al Qur'an". Disebut Gedung Batu karena bentuknya merupakan gua batu besar yang berada di sebuah bukit batu.

Ada Panggung atau Gazebo untuk Pagelaran Seni

Terdapat 2 Patung di Area Tengah Klenteng Sam Poo Kong

Baca Juga : Merasakan Suasana Kolonialisme di Lawang Sewu Kota Semarang

Cheng Ho

Cheng Ho adalah seorang kasim Muslim yang menjadi orang kepercayaan Kaisar Yongle dari Tiongkok (berkuasa tahun 1403-1424), kaisar ketiga dari Dinasti Ming. Ia berasal dari provinsi Yunnan. Ketika pasukan Ming menaklukkan Yunnan, Cheng Ho ditangkap dan kemudian dijadikan orang kasim. Cheng Ho adalah keturunan suku Hui, suku bangsa yang secara fisik mirip dengan suku Han, tetapi memeluk agama Islam. Beliau dinobatkan sebagai duta perdamaian dan wafat di tahun 1435. Ia wafat ketika dalam perjalanan pulang dari Kalikut.

Keindahan Klenteng Sam Poo Kong

Menurut catatan sejarah yang ada, Laksamana Cheng Ho telah melakukan 7 ekspedisi atau 7 kali penjelajahan ke asia dan afrika sejak tahun 1405-1433. Ia telah berlayar ke banyak negara seperti Vietnam, Malaka, Jawa, Sumatra, Sri Langka, India, Persia, Mesir, dan beberapa bagian di Afrika. Ia membawa sekitar 27.000 anak buah kapal dan 307 (armada) kapal laut yang terdiri dari kapal besar dan kecil. Mulai dari kapal bertiang layar tiga hingga bertiang layar sembilan. Kapal terbesar memiliki panjang sekitar 400 feet atau 120 meter dan lebar 160 feet atau 50 meter. 


Rangka layar kapal terdiri dari bambu Tiongkok. Selama berlayar mereka membawa perbekalan yang beragam termasuk binatang yang dapat disembelih untuk seluruh anak buah kapal selama di perjalanan. Selain itu, mereka juga membawa banyak bambu Tiongkok sebagai suku cadang jika rangka tiang kapal mengalami kerusakan. Tidak ketinggalan mereka pun membawa kain sutera untuk dijual.

Arsitektur dan Ornamen di Klenteng Sam Poo Kong

Arsitektur dan ornamen di Klenteng Batu Sam Poo Kong tentu persis seperti klenteng lainnya dengan warna dasar merah dan beberapa patung dewa-dewa. Klenteng ini memiliki bentuk atap limas dengan ujung melengkung khas bangunan di Tiongkok. Di bagian dinding dan tiang terdapat beraneka ragam ukiran seprti hewan-hewan bahkan hewan mitologi seperti naga. Interior dari Klenteng Sam Poo Kong sendiri didominasi dengan warna merah dan kuning, ada pula sedikit warna hijau. 

Arsitektur Khas Tiongkok

Denah Lokasi Klenteng Sam Poo Kong

Ketika pertama kali memasuki kawasan Klenteng Sam Poo Kong nuansa Tiongkok langsung terasa. Pengunjung disambut oleh gerbang dengan tulisan besar Sam Poo Kong. Ketika melewati gerbang, pengunjung langsung dihadapkan dengan area yang luas. Namun ada 4 area utama yang berisi beberapa gedung-gedung penting.

Area Pertama, berada dekat gerbang utara. Area ini memiliki satu gedung utama yakni Pendopo Joglo. Di sekeliling gedung ini ada rest area, masjid, toilet, foto kostum, pusat informasi, dan berbagai kios makanan minuman. Selain itu di sebelah kanan gerbang selatan ada tempat pembelian tiket dengan harga Rp. 7.000 per orang. 

Tempat Pembelian Tiket Masuk, Sebelah Gerbang Selatan dan Parkiran

Jalan Setelah Melewati Pintu Masuk, Terlihat Gazebo yang Indah

Pintu Masuk

Pendopo, Menjual Berbagai Macam Pakaian dan Kuliner Khas


Area Kedua, area ini memiliki panggung dan gazebo yang biasanya digunakan untuk pagelaran seni dan agenda-agenda besar lainnya. Di sebelah kanan gedung ini terdapat papan penunjuk arah dan papan informasi mengenai Klenteng Sam Poo Kong. 

Papan Petunjuk Arah

Papan Informasi Tentang Klenteng Sam Poo Kong

Panggung atau Gazebo dengan Arsitektur Khas Tiongkok



Area Ketiga, area ini adalah area paling diminati pengunjung karena terdapat dua gedung asli dari Klenteng Sam Poo Kong. Jika pengunjung ingin memasuki area ini, maka dikenakan biaya tambahan.

Klenteng Sam Poo Kong dari Halaman Tengah

Gedung Asli Klenteng Sam Poo Kong

Suasana Rindang dan Sejuk di Depan Klenteng Sam Poo Kong

Area Keempat, area ini berada di sebelah selatan. Terdapat sebuah gedung yang paling besar, ini adalah Klenteng Sam Poo Kong yang baru. Di depannya terdapat Patung Cheng Ho berukuran raksasa dan Gerbang Selatan dari area klenteng. Di sebelah kanan Klenteng Sam Poo Kong Baru ini terdapat Kapal Cheng Ho, Klenteng Kyai Tumpeng, dan Klenteng Jangkar.


Gedung Baru Klenteng Batu Sam Poo Kong

Seorang Pengunjung Sedang Berselfie

Gerbang Utara Klenteng Sam Poo Kong

Patung Laksamana Cheng Ho

Akses Transportasi ke Klenteng Sam Poo Kong


  • Transportasi Pribadi, pengunjung dapat menggunakan transportasi pribadi seperti motor dan mobil. Pihak pengelola menyediakan lahan parkir yang besar di dekat gerbang utara. Harga parkir bervariasi mulai dari Rp. 2.000 sampai Rp. 8.000 untuk motor, mobil, hingga bus pariwisata.
  • Ojek Online,  Di Kota Semarang sarana transportasi ojek online sangat menjamur. Jadi bagi pelancong atau pengunjung dari luar Semarang dan tidak membawa transportasi pribadi kini tidak perlu khawatir lagi.
  • Trans Semarang/Bus Rapid Transit (BRT), mode transportasi umum ini mirip dengan yang ada di Jakarta. Meskipun lebih sederhana namun secara fasilitas sudah sangat nyaman. Hanya dengan Rp. 3.500, hampir seluruh area Kota Semarang dapat dijamah, termasuk Klenteng Batu Sam Poo Kong.

Area Parkir Klenteng Sam Poo Kong


Keberadaan Klenteng Sam Poo Kong di Kota Semarang merupakan bukti kebesaran seorang Laksaman Cheng Ho. Beliau merupakan penjelajah yang terkenal dan hebat namun dengan kehebatannya tersebut tidak ada satupun daerah yang dijajah olehnya. Mengunjungi Klenteng Sam Poo Kong memberikan banyak pelajaran bagi para pengunjung. Pengunjung dapat belajar mengenai budaya Tiongkok, bagaimana proses penyebaran islam melalui penjelajah Tiongkok, bagaimana arsitektur bangunan ala Tiongkok, serta belajar dari teladan seorang Laksamana Cheng Ho yang arif dan bijaksana. 

Dari Laksamana Cheng Ho kita belajar, bahwa dibalik kesuksesannya dalam menjelajahi dunia, ada sifat arif dan bijaksana yang selalu dirawat dalam kepribadiannya. 

Post a Comment

0 Comments