Tips dan Cara Membuat Diary / Buku Harian






            Siapa yang tak kenal dengan Pidi Baiq, ya sosok itu begitu menggema disetiap telinga para pecandu novel. Salah satu novelnya yang terkenal adalah Dilan 1990 yang bahkan di filmkan dan ditayangkan pada awal tahun 2018. Kisah cinta antara sang panglima tempur dilan dan pujaan hatinya milea, seakan-akan tak hanya merepresentasikan tokoh dilan tetapi mewakili karakter dan prinsip tentang cinta disetiap orang yang memiliki kemiripan karakter. Begitulah kira-kira apa yang disampaikan olehnya.

Pidi Baiq
            Film tersebut pun laris manis di lapak perfilman indonesia. Nama Pidi Baiq pun semakin menusantara, mudah bagi kita yang “kepo” untuk bertemu dan bersua dengannya di layar android dan laptop kita. Begitu pun saya, beberapa waktu lalu saya menemukan sebuah kalimat dari Pidi Baiq yang cukup menyentuh para pegiat tulisan. Ia mengatakan “setiap harinya adalah luar biasa, ketika kita tertidur dan kemudian dapat bangun di pagi hari, selama ini kita lewati begitu saja, padahal itu adalah kejadian luar biasa dalam hidup kita yang harus dicatat dan tak boleh terlupakan begitu saja”. Ya saya setuju, kita hidup hanya sekali, sayang jika kita lewati begitu saja setiap cerita hidup ini.


“Tuhan adalah Penulis, mungkin lebih dari itu. Bisa kah kita membayangkan? Setiap detik Dia menuliskan kisah hidup setiap hamba-Nya.”
-IP-

Anne Frank
            Pidi Baiq sebelum menulis sebuah novel, ia menghabiskan waktunya untuk menulis, dan salah satunya adalah diary atau catatan harian. Seperti yang disampaikannya di paragraf sebelumnya. Hari-hari kita itu luarbiasa, cerita dari Tuhan yang dititipkan pada hamba-Nya yang kadang kita lupakan begitu saja dan menuliskan itu adalah warisan luarbiasa pula untuk generasi mendatang. Beberapa diary atau catatan harian yang cukup mendunia adalah “Het Archtehuis” merupakan buku harian seorang wanita muda bernama Anne Frank keturunan Yahudi yang diterbitkan dalam bahasa inggris berjudul “The Diary of a Young Girl” tahun 1947.


            Frank lahir dengan nama Annelies atau Anneliese Marie Frank pada tanggal 12 Juni 1929 di Frankfrut, Jerman Weimar, Putri dari pasangan Otto Frank (1889-1980) dan Edith Frank Hollander (1900-1945). Ia memiliki seorang kakak perempuan. Keluarga Frank tergolong penganut Yahudi liberal dan tidak menjalankan semua kebiasaan dan tradisi Yahudi. Mereka tinggal di lingkungan masyarakat yang sudah berasimlasi, terdiri dari warga Yahudi dan Non-Yahudi dari berbagai agama. Kisah Anne Frank menggambarkan tentang sulitnya kehidupan Frank bersama keluarga ketika Nazi menguasai Belanda dan menindas kaum Yahudi hingga sampailah pada kematian Anne Frank, kakaknya dan ibunya.

            Nah, beberapa kasus diatas membuktikan bahwa sebenarnya menulis diary bukanlah hal sia-sia. Ada makna ketuhanan, ada makna sejarah, ada pula makna ilmiah didalam suatu diary. Terutama hal-hal yang bisa diwarisi untuk masa depan kita dan masa dunia. Contohnya ya seperti pidi baiq dan Anne frank diatas. Begitupun saya, sudah menulis diary secara rutin sejak pertengahan tahun 2018 yang kala itu masing menggunakan bahasa Indonesia. Dikarenakan ambisi saya untuk bisa belajar diluar negeri suatu saat nanti. Sejak akhir tahun 2018 saya mulai mencoba menulis diary dengan bahasa inggris. Nah atas dasar tersebut kali saya mencoba berbagi tips dan cara bagaimana menulis diary.


 A. Apa saja yang harus disiapkan?
1.      Media Tulis
Sebenarnya tidak sulit untuk memilih media tulis sebuah diary. Kita bebas memilih tetapi pastikan bahwa media tulis yang akan kita pakai adalah media yang sering kita bawa dalam setiap rutinitas. Kenapa? Karena menulis diary akan dilakukan setiap walaupun bukan suatu keharusan namun sebaiknya demikian. Contohnya seperti buku khusus, laptop, atau HP android kita.
2.      Waktu
Nah menulis diary berbeda dengan menulis puisi dan cerpen yang kapan saja bisa dilakukan. Diary biasanya kita tulis ketika setelah menjalani hari atau ada suatu event yang  besar. Pilih memang waktu yang kosong buat kita menulis sebuah diary contohnya bisa di malam hari sebelum tidur atau seperti saya pribadi yakni ketika pagi hari setelah subuh. Saya menuliskan kisah saya sehari yang lalu.

       B. Metode menulis diary
1.      Detail
Cara yang pertama bisa dilakukan untuk menulis diary adalah dengan menulis diary secara detail. Maksudnya kita menulis diary dari kegiatan ke kegiatan dari waktu ke waktu mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Intinya tidak ada momen yang terlewatkan walaupun itu hanya sekedar makan atau waktu persisnya dan lain-lain.
2.      Special Moment
Kemudian adalah special moment yakni suatu metode menulis diary yang hanya menulis kegiatan-kegiatan spesial saja. Nah hal ini yang biasanya saya lakukan. Misalnya dalam sehari ada beberapa momen yang unik, berkesan, dan langka serta  bukan merupakan kegiatan yang merupakan kebiasaan atau rutinitas seperti mandi, sholat, makan dan lain lain.

      C. Tips dalam membuat diary
1.      Tidak perlu pakai mood, paksakan menulis
Ini lah yang membedakan menulis diary dengan menulis puisi atau cerpen. Karena menulis diary tidak membuthkan mood. Yang terpenting adalah menjadikan rutinitas buat kita menulis diary. Semakin sering dan rutin kita menuliskan diary semakin terasa ke-khas-an suatu diary. Jadi paksakan saja menulis, luangkan waktu setiap harinya untuk menulis diary.
2.      Alur/Plot Penulisan
Selain dari pada waktu dan tidak membutuhkan mood. Dalam menulis diary juga ada plot atau alurnya bisa maju, mundur, atau campuran. Namun ini bukan merupakan keharusan karena tanpa sadar pun kebanyakan penulis diary terbiasa menulis diary dalam alur yang maju. Tapi untuk variasi dan melatih kemampuan menulis kita bisa menulis diary dengan alur mundur dan campuran.
3.      Tidak perlu banyak kosa kata
Menulis diary juga tidak mengharuskan punya kosa kata banyak. Jadi menulislah apa adanya saja. Justru karena menulis diary itu real dari kegiatan dan pengalaman kita malah membuat kita memiliki kosa kata yang bervariasi karena kegiatan yang real itu. semakin bervariasi kegiatan kita semakin bervariasi juga kosa katanya. Tapi jika  ingin diary kita dikonsumsi publik maka kita juga perlu memperhatikan bahasa, kosa kata, alur, atau bahkan majas terkandung dalam suatu diary.
4.      Penekanan pada moment-moment unik dan spesial yang mengesankan
Jika kita menulis suatu diary untuk aktivitas kita selama sehari lalu dan kita  menulis sebanyak 2 halaman. Maka usahakan jika ada aktivitas yang dirasa unik dan spesial maka perbanyaklah certia dibagian itu. jika ada 2 halaman usahakan gunakan satu halaman untuk menceritakan momen tersebut. Supaya kita kesan terhadap diary kita sendiri.

Nah kita sampai pada penghujung tulisan ini. Jika kita ingin membuat suatu diary untuk konsumsi pribadi maka bebas-bebas aja nulisnya. Kalau untuk dipublikasi perlu diperhatikan kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan menulis yang baik dan benar. Jadi sebenrnya menulis diary ini sangat bermanfaat bagi kita yang bercita-cita untuk menjadi seorang penulis. Diary bisa menjadi media awal bagi untuk belajar bagaimana menulis dan untuk melatih kepercayaan diri dalam menulis. 

Okay, mohon maaf apabila dalam tulisan ini terdapat kekurangan dan kesalahan, penulis tentunya sangat terbuka terhadap masukan, saran, dan kritik yang membangun serta santun. Sampai jumpa di postingan penulis selanjutnya ya. See you soon guys, thank you :)

Oleh: I’ib Sutera Aru Persada


Post a Comment

0 Comments